Sabtu, 22 November 2014



PENGELOLAAN LIMBAH PADAT (MEDIS & NON MEDIS) 
DI PUSKESMAS SENTOLO 1

Secara umum pengelolaan dampak limbah padatnya adalah:  
Membuat tempat tampungan limbah padat (non medis/ sampah kertas, plastik dan lain-lain) di tiap unit kegiatan Puskesmas Sentolo I dan ditempatkan pada lokasi yang strategis. Tempat penampungan sementara sampah non medis, dibuatkan bak penampungan sampah permanen serta diberi penutup bak, sehingga tidak menyebarkan bau/ berkembangnya vektor penyakit tempat pembuangan sampah. Secara rutin/ tiap hari dilakukan pembuangan ke tempat penampungan akhir/ TPA ( dengan bekerjasama dengan kelompok pengelola sampah “KSM Asri” dengan alamat Sentolo Lor, Sentolo, Kulonprogo, DIY.
Menjaga kebersihan lingkungan dengan menempel slogan “Jagalah kebersihan” dan Buanglah sampah pada tempatnya.
Membuat tempat penampung sampah non infectius yang terdiri dari 3 macam yakni untuk menampung sampah organik, non organik dan sampah kaca atau besi, sehingga sampah tersebut dapat didaur ulang atau dapat di buat kompos.
Memasang jaring-jaring untuk binatang/pengganggu di lubang-lubang ventilasi dan outlet SPAL yang sering digunakan untuk berkembangbiak.
Pembersihkan kotoran/pengepelan menggunakan cairan Desinfectant.
Tempat sampah di desain tertutup rapat, kedap air, mudah diangkut.
Bekerjasama dengan Pest Control dalam penanganan vector penyakit
Untuk pengelolaan sampah medis padat juga bekerjasama dengan pihak ketiga ( PT. Jasa Medivest  dengan Perjanjian pembuangan dan pemusnahan limbah medis Nomor : 067.OC/JM/DINKES-KP/WAT/II/14 : No : 658/425 tahun 2014).
Untuk sampah medis disediakan safety box dan tempat sampah tertutup dari palstik yang kuat di masing-masing unit layanan medis
Sampah medis yang non dimasukkan tempat sampah tertutup yang dilapisi plastic yang kuat, sampah medis tajam dimasukkan  ke safety box selanjutnya  dikumpulkan dan disimpan sementara dalam TPS B3 selanjutnya setiap jangka waktu tertentu diambil oleh pihak ketiga PT> Jasa Medivest dibakar diincinerasi.

Selasa, 04 November 2014

Update knowledge Dengue Haemorhagic Fever

Menghadapi musim penghujan yang segera datang, perlu ditingkatkan upaya penanganan kejadian DF/DHF. Untuk itu tim P2M Puskesmas Sentolo 1 mengikuti pertemuan update knowledge DHF yang diadakan oleh Dinkes DIY. Pertemuan tersebut diadakan di Hotel Sheraton pada hari rabu tanggal 5 Nopember 2014.

Tim P2M Puskesmas Sentolo 1

Rabu, 29 Oktober 2014



PEMICUAN STOP BABS DI DUSUN KEMIRI 
DESA KALIAGUNG


Dalam rangka untuk menurunkan kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan  dengan sanitasi dan perilaku pemerintah menetapkan Keputusan Kementerian Kesehatan R.I Nomer : 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu suatu strategi untuk pendekatan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat  dengan metode pemicuan.

Dari hasil pemicuan di Dusun kemiri pemilik jamban cemplung terpicu untuk meningkatkan kualitas jambannya dengan membuat tutup jamban cemplung dan memperbaiki jamban cemplungnya menjadi jamban leher angsa secara mandiri.
Untuk rencana tindak lanjut Program STBM di Dusun Kemiri, Desa Kaliagung yang pertama penuntasan perilaku BABS untuk menuju ke Dusun Bebas Buang Besar Sembarangan (ODF) serta rencana pemicuan untuk pilar STBM selanjutnya utamanya pilar 2, pilar 3, pilar 4 & pilar 5 dalam rangka menuju dusun STBM.

Senin, 20 Oktober 2014

Penyuluhan penanggulangan NAPZA di Kecamatan Sentolo

Selasa, 21 Oktober 2014
Pendopo Kecamatan Sentolo

Kecamatan Sentolo beserta Puskesmas Sentolo 1, Polsek Sentolo, KUA Sentolo bekerjasama mengadakan penyuluhan NAPZA bagi masyarakat, organisasi pemuda dan murid sekolah. Penyuluhan tersebut dihadiri oleh 35 orang.

Narasumber :
Bp. Haryantana (Polsek Sentolo)
Bp. Abdul Rozaq (kepala KUA Sentolo)
dr. Agus Nugroho Andhi S (Puskesmas Sentolo 1)

PUSKESMAS SENTOLO 1
PUSKESMAS KULON PROGO

Minggu, 19 Oktober 2014

Rapat keterpaduan pendidikan kesehatan bagi anak sekolah

Tim Puskesmas Sentolo 1 mengikuti rapat keterpaduan pendidikan kesehatan pada anak sekolah yang dilaksanakan di aula farmasi dinas kesehatan 2.
Rapat membahas modul kesehatan yang akan digunakan dalam pembelajaran kesehatan di sekolah.
Modul tersebut telah dilaunching pada tanggal 11 oktober 2014...

Puskesmas Sentolo
Puskesmas Kulon Progo

- dr. Agus Nugroho Andhi -

Kamis, 16 Oktober 2014

Surveilance audit SMM ISO 9001:2008 Puskesmas Sentolo 1, 16 Oktober 2014

Atas berkat rahmat Allah SWT, Puskesmas Sentolo 1 akhirnya dapat mempertahankan predikat ISO yang telah disandang selama 8 tahun terakhir...

Proses audit eksternal dilaksanakan oleh tim auditor dari WQA Surabaya yang diwakili oleh bapak Hartawan dan drg.Kristina....

Semoga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan kualitas pelayanan kepada pasien....

Puskesmas Sentolo 1
Puskesmas Kulon Progo

- dr. Agus Nugroho Andhi -

Rabu, 15 Oktober 2014

Pertemuan Posbindu Saras Lestari

Posbindu Saras Lestari kembali melaksanakan pertemuan rutin tiap bulan di Puskesmas Sentolo 1...

Pertemuan ini diisi dengan senam, pemeriksaan tekanan darah, penyuluhan, penyerahan kaos Saras Lestari dan pembentukan kader...

Para peserta sangat antusias dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan rutin tiap bulan tersebut...

Puskesmas sentolo 1
Puskesmas Kulon Progo...

Selasa, 14 Oktober 2014

Pelatihan Penanganan Bencana (kebakaran)

Puskesmas Sentolo 1 mengadakan pelatihan tanggap bencana, khususnya tentang kebakaran. Pelatihan diikuti oleh karyawan dan karyawati puskesmas.
Narasumber yang mengisi yaitu dari dinas pemadam kebakaran jogja.

Para karyawan sangat antusias dalam menerima ilmu dari narasumber yang kemudian dipraktekkan dalam simulasi pemadaman api...

- dr. Agus Nugroho Andhi -

Puskesmas Sentolo 1

Puskesmas Kulon Progo

Kamis, 02 Oktober 2014

Pelatihan Konselor Remaja

Tim kesehatan remaja Puskesmas Sentolo 1 mengadakan pelatihan konselor remaja...
Tim ini digawangi oleh :
dr. Agus Nugroho Andhi
Dwi Eni Marsudirini S.Gz
Agustinus Karman S.St
Heni Wakhidati S.Kep. Ners
Budi Arywibowo SKM

Pelatihan ini diikuti oleh wakil siswa siswi dari 2 sekolah, yaitu SMP N 1 Sentolo dan SMP N 2 Sentolo... Jumlah seluruh peserta yang mengikuti pelatihan tersebut adalah 99 orang...

Adapun narasumber yang menyampaikan materi :
dr. Agus Nugroho Andhi (kespro)
Diana Setyowati Psi (psikologi remaja)
Bro Eko (napza)

*** dr. Agus Nugroho Andhi  ***

Pelatihan USG

Di Puskesmas Sentolo 1 diadakan pelatihan pemeriksaan USG kehamilan yang diikuti oleh para dokter di Kulon Progo.

Acara ini dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi dokter dalam melakukan pemeriksaan ANC dengan menggunakan USG. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan kualitas ANC terpadu yang telah dicanangkan di masing-masing puskesmas.

dr. Agus Nugroho Andhi

Rabu, 01 Oktober 2014

Pelatihan Konselor Berhenti Merokok

Tim puskesmas sentolo 1 mengikuti kegiatan "PELATIHAN KONSELOR BERHENTI MEROKOK" yang diadakan oleh dinkes KP di RM Nggirli hari kamis 2 oktober 2014....
Puskesmas Sentolo 1 bertekad untuk mensukseskan perda Kabupaten Kulon Progo mengenai larangan rokok...
Rencana kedepan :
- Memasukkan konseling berhenti merokok pada layanan pekeriksaan pasien
- Diskusi awal pembentukan klinik berhenti merokok di puskesmas
- melibatkan konselor remaja PKPR untuk berperan aktif dalam upaya menanggulangi fenomena rokok, khususnyabdi sekolah..

dr. Agus Nugroho Andhi
Agustinus Karman S.St

Rabu, 17 September 2014

Rapat Koordinasi Penerapan BLUD****hotel media tower, jakarta***

TIM BLUD Puskesmas Sentolo 1 mengikuti rapat koordinasi penerapan BLUD Puskesmas....
1.Implementasi pengelolaan keuangan
2.Penyusunan SPM
3.penyusunan tata kelola
4.Penyusunan RBA

Tim BLUD :

dr. Sandrawati Said, M.Kes

Clara Dyah Rintaka SKM

Budi Arywibowo, SKM

dr.Agus Nugroho Andhi S

Minggu, 14 September 2014

Pelatihan PONED : penanganan perdarahan post partum dengan kondom kateter

Dalam rangka mengurangi angka kematian ibu akibat perdarahan post partum, tim PONED Puskesmas Sentolo 1 mengikuti pelatihan di Hotel Inna Garuda.
Pelatihan dimulai pada tanggal 15 September 2014.
***narasumber yang memberikan materi adalah para ahli dari RSUP Sardjito diantaranya : Prof.dr. Moch Hakimi Sp.og, dr.Risanto Siswosudarmo Sp.OG, dr.Shinta Prawitasari Sp.OG.***
dr.Agus Nugroho Andhi

Kamis, 11 September 2014

Rapat koordinasi kesehatan remaja (PKPR)

Mengikuti rapat koordinasi kesehatan remaja di Puskesmas Pejgasih 2...
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada remaja..

Selasa, 09 September 2014


INSPEKSI SANITASI TPM 

Inspeksi sanitasi TPM dilaksanakan untuk mengetahui apakah TPM yang diperiksa dapat dikategorikan sehat atau tidak sehat, adapun komponen yang dinilai untuk jenis TPM Rumah Makan/Warung Makan ada 21 item yang meliputi perijinan, sarana sanitasi, Pencahayaan, Ventilasi, Kebisingan, Vektor, kontruksi bangunan, kebersihan, pembuangan air hujan, halaman, Proteksi makanan, Alat perlengkapan makanan, P3K, APAR, perilaku karyawan dan tempat cuci tangan yang masing-masing dinilai ada masalah atau tidak ada masalah, kemudian NILAI = (Jumlah TAM/Jumlah Item) x 100% serta untuk menentukan kondisi TPM tersebut dengan ketentuan : ( ≥ 70% = MS ; < 70% = TMS ).
Pada tanggal 10 September 2014 petugas melakukan Inspeksi sanitasi TPM yang ada di  Dusun Dlaban Desa Sentolo yaitu Warung Makan “ Jumini Rebo “.  
Permasalahan yang dihadapi  :
Masalah yang temui di lapangan adalah antara lain pada kelengkapan alat ketersediaan perlengkapan P3K, kebisingan, tempat sampah tertutup dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau alat pemadam sederhana seperti karung goni.
Kesimpulan / Saran Perbaikan :
Dari hasil pemeriksaan Warung Makan “ Jumini Rebo “ masih masuk dalam kondisi memenuhi syarat kesehatan karena hasil penilaian TPM tersebut masih diatas 70%, namun demikian perlu direkomendasikan untuk melengkapi sarana yang belum ada seperti P3K, tempat sampah tertutup dan APAR atau alat pemadam sederhana seperti karung goni.
Adapun kepada pengelola TPM diharapkan tetap menjaga kualitas kesehatan makanan yang disajikan serta terus berusaha meningkatkan terus hygiene sanitasi makanan dan hygiene sanitasi karyawan agar TPM yang dikelola tetap memenuhi syarat kesehatan.

Minggu, 31 Agustus 2014

Jumat, 29 Agustus 2014

Pelatihan PTM terintegrasi

Dalam rangka mengatasi masalah Penyakit Tidak Menular, puskesmas sentolo 1 mengikuti acara pelatihan PTM yang diadakan dinkes DIY.
Pelatihan tersebut diadakan di @hom platinum hotel pada tanggal 25 sd 29 Agustus 2014.
Diharapkan setelah pelatihan tersebut akan segera terbentuk posbindu di wilayah sentolo...
dr.Agus Nugroho Andhi

Senin, 25 Agustus 2014


PEMICUAN STBM DI PONDOK PESANTREN BUDI MULYO DESA KALIAGUNG KEC. SENTOLO

Dalam rangka untuk menurunkan kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku pemerintah menetapkan Keputusan Kementerian Kesehatan R.I Nomer : 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu suatu strategi untuk pendekatan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat  dengan metode pemicuan.

     Maka pada tanggal 25 Agustus 2014 Sanitarian Puskesmas Sentolo 1 mengadakan kegiatan Pemicuan STBM di Ponpes Budi Mulyo Kaliagung yang diikuti  oleh para santri dan para guru. Sebelumnya diawali dengan sosialisasi program STBM dengan didukung oleh pimpinan Ponpes Bapak Kyai Haji Mararusli.



Minggu, 22 Juni 2014

pertemuan Paguyuban Saras Lestari Juni 2014

Agenda kegiatan : senam, penyuluhan, diskusi, pekeriksaan antropometri, pemeriksaan laboratorium. ¤ dr.Agus Nugroho Andhi ¤

medical meeting juni 2014

Pertemuan rutin Medical Meeting Kembali dilaksanakan di bulan Juni 2014 ini. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Sentolo 1, maka untuk menjamin pelayanan yang diberikan di Puskesmas Sentolo 1 senantiasa sesuai dengna standar profesi, maka kegiatan ilmiah ini dilaksanakan rutin sejak 1,5 tahun yang lalu. Pada pertemuan ini dipaparkan kasus oleh dr. ASA GEMILANG mengenai diagnosis dan tata laksana ANGINA PECTORIS. Peserta yang hadir adalah seluruh dokter, perawat, bidan serta mahasiswa yang stase di puskesmas sentolo 1. ¤¤ dr.Agus Nugroho Andhi ¤¤

Senin, 19 Mei 2014

pertemuan paguyuban lansia SARAS LESTARI 14 mei 2014

Pertemuan rutin paguyuban lansia sehat SARAS LESTARI kembali dilaksanakan pada bulan mei ini. Bertempat di Puskesmas Sentolo 1, acara yang dilaksanakan pada hari rabu 14 mei 2014 ini dimulai dengan senam bersama. Setelah itu dilanjutkan dengan rehat sejenak dan menikmati hidangan sehat ala Puskesmas Sentolo 1. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan, bincang-bincang seputar kesehatan dan diakhiri dengan pemberian obat bagi pasien DM dan hipertensi. Sesuai dengan tekad Puskesmas Sentolo 1, yang akan senantiasa mengusahakan agar pelayanan bagi pasien lanjut usia dan pasien rutin penyakit degeneratif akan semakin membuat pasien nyaman. Sentolo Sehat! Bisa!!

Rabu, 16 April 2014

Rapat Sasaran Mutu

Rapat evaluasi pencapaian sasaran mutu masing masing unit. Sasaran mutu BP umum : 100% pasien diperiksa oleh dokter 100% pelayanan dimulai pukul 08.00 Indeks kepuasan pelanggan minimal 90% waktu tunggu pasien BP kurang dari 50 menit. dr.Agus Nugroho Andhi S

pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit

Puskesmas Sentolo 1 memberi pelayanan bagi pasien balita secara khusus melalui poli MTBS. Poli MTBS dibuka setiap hari kerja mulai jam 08.00 sampai dengan 13.00. Dokter yang bertugas adalah dr.Arum Ermi Wijayanti.

Jadwal Pelayanan Konsultasi Gizi

Jadwal pelayanan konsultasi gizi : setiap hari kerja pukul 08.00 sd 13.00 petugas : Dwi Eni Marsudirini S.Gz Tri Atminatun Amd.Gz

Selasa, 15 April 2014

Pertemuan Rutin Lansia, Paguyuban Saras Lestari

Dengan semakin bertambahnya usia, risiko munculnya penyakit pada lanjut usia akan semakin meningkat. Di antara penyakit yang banyak dijumpai pada lansia adalah hipertensi dan diabetes mellitus. Kedua penyakit tersebut seakan menjadi momok yang menghantui kita saat usia semakin bertambah. Menghadapi fakta tersebut, Puskesmas Sentolo 1 dan warga masyarakat berinisiatif untuk meningkatkan kesadaran akan hidup sehat dengan mencegah dan mengelola penyakit hipertensi dan diabetes. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan pertemuan rutin bagi pasien hipertensi dan diabetes setiap bulan sekali. Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan tersebut yaitu senam, penyuluhan, tanya-jawab, pengukuran tekanan darah, pengukuran berat badan, tinggi badan, pemeriksaan gula darah, dan laboratorium lainnya. Kegiatan dimulai jam 8 pagi dan diakhiri jam 11 siang pada setiap tanggal 15. Pada pertemuan ini, hadirin dan Tim PTM Puskesmas Sentolo 1 menyepakati untuk membentuk suatu paguyuban hidup sehat yang diberi nama “SARAS LESTARI”

Minggu, 06 April 2014

PKPR

Puskemas menyelenggarakan pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR). Program ini dilaksanakan dengan pembinaan ke sekolah, pelatihan konselor sebaya, konsultasi kesehatan remaja dll.

Akseptor KB implant



MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny. P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I

DISUSUN OLEH:
JULIAN KIRSA PUTRI. S
120235


AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
2014



HALAMAN PERSETUJUAN
MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny. P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal……………….2014
Disusun oleh:
JULIAN KIRSA PUTRI. S
NIM 120235


Menyutujui dan Mengesahkan
Kepala Puskesmas Sentolo I

Pembimbing Akademik


dr. Sandrawati Said, M.Kes



Era Revika, SST. M.Kes



HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny. P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I
Disusun oleh:
JULIAN KIRSA PUTRI. S
NIM 120235

Telah diseminarkan  didepan penguji
Pada tanggal ……….
Mengetahui

Penguji I

Penguji II










KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji bagi Alloh SWT, yang tiada tuhan selain diri-Nya yang menguasai alam semesta ini, dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanaan Pada Ibu Hamil Ny. P Umur 35 Tahun Dengan Abortus Imminens Di Puskesmas Sentolo 1” dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bimbingan dan pengarahan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.    dr. Sandrawati Said, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Sentolo I
2.    dr.Andi selaku pembimbing lahan
3.    dr. Arum Ermi Wijayanti selaku pembimbing lahan
4.    Ibu Dwi Martiningsih, Amd.Keb selaku pembimbing lahan
5.    Ibu Era Revika, SST. M.Kes selaku pembimbing akademik
6.    Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta
7.    Semua pihak yang telah member dukungan dan doa dalam kelancaran penyusunan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati penulisnmenyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan evaluasi demi peningkatan makalah ini.


Kulon Progo, Maret 2014

                                                                                     Penulis






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I TINJAUAN KASUS……………………………………………………
A.    PENGKAJIAN
BAB II PEMBAHASAN KASUS……………………………………………………….
BAB III TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….
A.    DEFINISI
B.     JENIS
C.     INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
D.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
E.     EFEK SAMPING
F.      PELAKSANAN
G.    PENCABUTAB IMPLAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny. P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I

PENGKAJIAN
Hari/Tangga1 : 17 Maret 2014
Oleh                : Dwi Martiningsih Amd.keb
I. PENGKAJIA
A. DATA  SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu
: Ny. P
Nama Suami
: Tn. Legiman
Umur
: 24 Tahun
Umur
: 26 Tahun
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Bangsa
: Indonesia
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Sentolo
Alamat
: Sentolo




DATA SUBYEKTIF
1.  Alasan ke puskesmas  : ingin menggunakan KB implan dan ini merupakan kunjungan pertama.
2. Riwayat Menstruasi     :
  • Haid pertama : Umur 14 tahun         
  • Siklus              : 28 hari                       lamanya 7 hari
  • Banyaknya      : 2-3 x ganti pembalut
  • Sifat darah      : encer
  • Warna              : Merah
1.        Riwayat perkawinan
·         Kawin ke                     : 1
·         Lama Perkawinan       : 5 tahun
·         Status Perkawinan      : Syah
2.        Riwayat Obstetri
Ø  P1A0AH1
6. Riwayat persalinan yang lalu 
Ø  Tanggal Persalinan terakhir                 : 26-07-2008
Ø  Jenis persalinan                                   : Spontan
Ø  Apakah sedang menyusui                   : Tidak
1.    Riwayat KB sebelumnya
Ibu mengatakan ini merupakan pertama menggunakan KB.
2.    Riwayat  Medis
Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak.
Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak.
1.      Riwayat sosial
Merokok                : tidak
Minuman keras      : tidak





2.      Riwayat ginekologi
Tumor ginekologi                                                  : Tidak ada
Operasi ginekologi yang pernah dialami               : Tidak ada
Penyakit kelamin : - GO                                       : Tidak ada
                               -  Sifilis                                   : Tidak ada
                               -  Herpes                                 : Tidak ada
                               - Keputihan                            : Tidak ada
Perdarahan tanpa sebab yang jelas                        : Tidak pernah


A.    DATA OBJEKTIF 
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Keadaan umum     : Baik
b.      Kesadaran             : composmentis
c.       Tanda vital
TD                         : 120/80 mmHg
Nadi                      : 84x/menit
Suhu                      : 36o C
Respirasi                : 20 x/menit
d.      Antropometri
BB                         : 57,5 kg
TB                         : 154 cm
2.      Pemeriksaan Fisik
a.        Kepala      : Simetris, kulit kepala bersih,  distribusi rambut merata, tidak ada rambut rontok
b.      Muka         : Simetris, tidak oedem
c.       Mata          : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
d.      Hidung      : bersih, tidak ada polip.
e.       Mulut        : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
f.       Telinga      : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik




g.      Leher         : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
h.      Dada          : pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
i.        Payudara    : simetris, puting menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak adaa benjolan/ massa di kedua payudara.
j.        Abdomen  : tidak ada bekas operasi, terdapat linea alba dan striae gravidarum
k.      Genitalia : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises
l.        Punggung   : Lordosis karena kehamilan
m.    Ekstremitas atas    : simetris,tidak ada oedema, tidak ada luka, pergerakan aktif, tidak ada kelainan
n.      Ekstremitas bawah: simetris,tidak ada oedema,tidak ada varises, pergerakan aktif, tidak ada kelainan


B.     DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. P usia 24 tahun P1A0AH1 akseptor KB implan.

D. PENATALAKSANAAN

1.      Melakukan konseling KB Implant ke pada calon akseptor dengan menjelaskan :
·      Pengertian KB Implant
KB Implant  adalah jenis alkon efektif  berupa kapsul kecil yang mengandung hormon dan ditanamkan dibawah kulit akseptor.
·         Jenis – jenis Implan
-          Norplant terdiri dari 6 batang yang dapat digunakan selama 5 tahun.
-          Implanon terdiri dari 1 batang yang dapat digunakan selama 3 tahun.
-          Jadena dan indolent terdiri dari 2 batang yang dapat digunakan selama 3 tahun.





·    Keuntungan
-  Dapat digunakan dalam jangka waktu panjang.
-  Tidak memiliki efek samping yang sistemik
-   Dapat langsung digunakan setelah persalinan/keguguran
-  Tidak mengurangi efektifitas bila digunakan bersamaan dengan obat lain
-  Tidak mempengaruhi produksi ASI
-  Dapat dicabut kapan saja sesuai dengan kebutuhan akseptor
-  Mengurangi nyeri haid
·    Kerugian
-  Dapat menimbulkan bekas luka insersi
-  Dapat mempengaruhi kenaikan/penurunan BB
-  Nyeri kepala/pusing, mual
-  Tidak dapat melindungi akseptor dari penyakit seksual (PMS)
-  Siklus haid tidak teratur
-  Sebagian kecil akseptor mengalami kehamilan diluar rahim
·       Indikasi
-   Usia reprouksi
-   Telah memiliki anak / belum memiliki anak
-   Pasca keguguran
·      Kontraindikasi
-   Hamil / diduga hamil
-   Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
-  Ibu yang sedang/pernah menderita Lever (hepatitis),jantung,stroke,hepertensi,Ca payudara.
·  Efektifitas
·  EfekSamping Pemasangan
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan
2.      Melakukan informed concent kepada calon akseptor sehingga persetujuan yang di berikan oleh klien / keluarganya atas dasar informasi  dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien.
Evaluasi : ibu bersedia



3.      Melakukan persiapan pemasangan implant yaitu dengan cara melengkapi data data pasien( anamnesa), memberikan lembar informed concent, mempersiapkan alat alat pemasangan implant seperti: trokat dan pendorongnya, implant jenis jadena, betadin, alkohol, spuit 5 cc, lidokain, kasa steril, doek steril, hansaplast, gunting, neirbeken, kom steril, nald, handscoone,pinset, dan klem.
Evaluasi : persiaan telah dilaksanakan
4.      Melakukan tindakan implant yaitu dengan cara:
·         Sambut pasien dengan ramah dan berkelan
·         Melakukan plano test pada klien, dan membacanya dengan benar
·         Menimbang BB dan TB pasien
·         Melakukan anamnesa dan informed concent
·         Pasien mencuci tangan yang akan di pasang implant
·         Petugas mencuci tangan
·         Memasang handscoone dengan benar
·         Menggambar pola di daerah tangan yang akan di insersi,kemudian pasang doek bolong steril, patahkan ampul lidokain,biarkan obat bekerja, kemudian lukai tangan dengan bisturi, dan masukan trokat sesuai pola yang telah di gambar, setelah trokat masuk ke dalam lengan yang sudah dilukai masukan implan ke dalam trokat,dan dorong sampai kedalam sambil menarik trokat keluar, ambil trokat keluar, setelah kedua impaln masuk ke dalam lengan keluarkan trokat perlahan lahan, beri betadin dan deep dengan kasa steril, lalu tutup tangan dengan hansaplast untuk menutupi luka.
Evaluasi : sudah terpasang
5.      Memberikan obat-obatan analgetika dan antibiotika
Evaluasi : ibu sudah mendapat Parasetamol 3x500mg dan Amoxilin
6.      Menganjurkan pasien untuk datang memeriksakan diri kepuskesmas setelah 3 hari setelah pemasangan.
Evaluasi : ibu bersedia



BAB II
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada  Ny”P” umur 24 tahun dengan akseptor baru KB implant. Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien tidak mengalami kesulitan. Data subyektif dan obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan konsep asuhan kebidanan. Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan. Analisa  ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh saat pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.
Pada tahap penatalaksanaan pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena sudah terjadi interaksi saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara nakes, klien dan keluarga. Pelaksanaan intervensi terhadap klien dapat dilakukan semua pada tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dan didukung juga dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan memungkinkan untuk melakukan asuhan kebidanan sesuai intervensi.
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan








BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A.    DEFINISI
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh bidan. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bila ingin berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur .
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut, dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).       

B.     JENIS

1.      Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2.      Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3.      Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun




Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :
1.        Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2.        Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote
3.        Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4.        Mengurangi transportasi sperma.

C.    INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Indikasi
·         Pemakaian KB yang jangka waktu lama
·         Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
·         Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi
·         Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
·         Wanita dalam usia reproduksi
·         Telah atau belum memiliki anak
·         Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
·         Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
·         Pasca persalinan dan tidak menyusui
·         Pasca keguguran
·         Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
·         Riwayat kehamilan ektopik
·         Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
·         Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
·         Sering lupa menggunakan pil




·         Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
·         Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
·         Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
·         Miom uterus dan kanker payudara.
·         Gangguan toleransi glukosa.

D.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru.
 Alasan-alasan tersebut antara lain :
·         Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
·         Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
·         Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
·         Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
·         Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
·         Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
1.        Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2.        Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3.        Bebas dari pengaruh estrogen
4.        Tidak mengganggu ASI
5.        Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6.        Perdarahan lebih ringan

7.        Tidak menaikkan tekanan darah
8.        Mengurangi nyeri haid
9.        Mengurangi/ memperbaiki anemia
10.    Melindungi terjadinya kanker endometrium
11.    Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12.    Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
            Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah
1.                 Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
2.                 Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3.                 Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4.                 Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
5.                 Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

E.     EFEK SAMPING

3.            Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
4.            Yang paling sering terjadi:
a.       Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
b.      Perdarahan bercak (spotting)
c.       Berkurangnya panjang siklus haid
d.      Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
5.            Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.



6.            Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
7.            Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
8.            Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan.

F.     PELAKSANAAN
1.       Pelaksanaan Pelayanan       
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
§  Mamiliki pencahayaan yang cukup
§  Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
§  Terbebas dari debu dan serangga
§  Memiliki ventilasi udara yang baik
§  Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2.      Pencegahan Infeksi          
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
a.       Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b.      Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
c.       Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
d.      Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
e.       Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
f.       Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
g.      Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h.      Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.

3.      Persiapan
a.         Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant

b.        Kunci Keberhasilan Pemasangan
1.            Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
2.            Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3.            Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media lengan
4.            Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
5.            Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
6.            Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
7.            Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8.            Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9.            Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
10.        Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
Persiapan Pemasangan
-          Langkah 1                               
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
-          Langkah 2                   
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
-           Langkah 3       
Mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
-          Langkah 4        
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
-          Langkah 5        
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
-           Langkah 6                   
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
Tindakan Sebelum Pemasanagan
a.       cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
b.      Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
c.       Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
d.      Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
e.       Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
f.       Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
g.      Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
2.            Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
3.            Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
a.       dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
b.      dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
4.            Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
5.            Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
6.            Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
7.            Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
8.            Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
9.            Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
10.        Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
11.        Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
12.        Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
13.        Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
14.        Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
15.        Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
16.        Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
                                                              i.      Menutup luka insisi
1.      Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2.      Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
                                                            ii.      Perawatan klien
1.      Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2.      Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi





G.    PENCABUTAN IMPLANT
Dilakukan atas indikasi :
1.          Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
2.          Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa
3.          Sudah habis masa pakainya
4.          Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1.                  Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
2.                  Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.
3.                  Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban
4.                  Lakukan anastesi lokal
5.                  Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul Norplant
6.                  Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7.                  Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar
8.                  Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9.                  Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa steril kemudian di plester
10.              Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11.              Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari.











BAB IV
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi

B.  Saran.
a.      Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot sendiri di rumah.
b.       Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar dapat menjaga kualitas yang sudah ada di Puskesmas sentolo I.







Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).
KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-( Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.