MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny.
P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I
DISUSUN OLEH:
JULIAN
KIRSA PUTRI. S
120235
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
2014
HALAMAN PERSETUJUAN
MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny.
P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I
Telah Memenuhi Persyaratan dan
Disetujui
Tanggal……………….2014
Disusun oleh:
JULIAN
KIRSA PUTRI. S
NIM 120235
Menyutujui dan Mengesahkan
Kepala
Puskesmas Sentolo I
|
|
Pembimbing
Akademik
|
dr.
Sandrawati Said, M.Kes
|
|
Era
Revika, SST. M.Kes
|
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny.
P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I
Disusun oleh:
JULIAN
KIRSA PUTRI. S
NIM 120235
Telah diseminarkan didepan penguji
Pada tanggal ……….
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin.
Segala puji bagi Alloh SWT, yang tiada tuhan selain diri-Nya yang menguasai
alam semesta ini, dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanaan Pada Ibu Hamil Ny. P Umur 35 Tahun Dengan Abortus Imminens Di Puskesmas Sentolo 1”
dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini
tidak akan terlaksana tanpa bimbingan dan pengarahan dari semua pihak. Untuk
itu pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Sandrawati Said,
M.Kes selaku
Kepala Puskesmas Sentolo I
2. dr.Andi selaku pembimbing lahan
3. dr.
Arum Ermi Wijayanti selaku
pembimbing lahan
4. Ibu
Dwi Martiningsih, Amd.Keb selaku pembimbing lahan
5. Ibu
Era Revika, SST. M.Kes selaku pembimbing akademik
6. Rekan-rekan
mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta
7. Semua
pihak yang telah member dukungan dan doa dalam kelancaran penyusunan makalah
ini.
Dengan segala
kerendahan hati penulisnmenyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan evaluasi demi
peningkatan makalah ini.
Kulon
Progo, Maret 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I TINJAUAN KASUS……………………………………………………
A.
PENGKAJIAN
BAB II PEMBAHASAN KASUS……………………………………………………….
BAB III TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….
A.
DEFINISI
B. JENIS
C. INDIKASI
DAN KONTRAINDIKASI
D. KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
E.
EFEK SAMPING
F.
PELAKSANAN
G.
PENCABUTAB
IMPLAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny.
P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI
PUSKESMAS SENTOLO I
PENGKAJIAN
Hari/Tangga1 : 17 Maret 2014
Oleh
: Dwi Martiningsih Amd.keb
I. PENGKAJIA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama
Ibu
|
: Ny. P
|
Nama
Suami
|
: Tn.
Legiman
|
Umur
|
: 24 Tahun
|
Umur
|
: 26 Tahun
|
Suku
|
: Jawa
|
Suku
|
: Jawa
|
Bangsa
|
:
Indonesia
|
Bangsa
|
:
Indonesia
|
Agama
|
:
Islam
|
Agama
|
:
Islam
|
Pendidikan
|
: SMP
|
Pendidikan
|
: SMA
|
Pekerjaan
|
: Ibu
Rumah Tangga
|
Pekerjaan
|
: Wiraswasta
|
Alamat
|
: Sentolo
|
Alamat
|
: Sentolo
|
DATA
SUBYEKTIF
1. Alasan ke puskesmas : ingin menggunakan KB implan
dan ini merupakan kunjungan pertama.
2. Riwayat
Menstruasi :
- Haid
pertama : Umur 14 tahun
- Siklus
: 28 hari lamanya 7 hari
- Banyaknya
: 2-3 x ganti pembalut
- Sifat
darah : encer
- Warna
: Merah
1.
Riwayat perkawinan
·
Kawin ke :
1
·
Lama Perkawinan : 5 tahun
·
Status Perkawinan : Syah
2.
Riwayat Obstetri
Ø P1A0AH1
6. Riwayat
persalinan yang lalu
Ø Tanggal
Persalinan terakhir :
26-07-2008
Ø Jenis
persalinan :
Spontan
Ø Apakah
sedang menyusui : Tidak
1. Riwayat
KB sebelumnya
Ibu mengatakan ini merupakan
pertama menggunakan KB.
2. Riwayat Medis
Sedang mendapat pengobatan
jangka panjang : tidak.
Saat ini sedang menderita
penyakit kronis : tidak.
1. Riwayat
sosial
Merokok : tidak
Minuman keras : tidak
2. Riwayat
ginekologi
Tumor ginekologi :
Tidak ada
Operasi ginekologi yang
pernah dialami : Tidak ada
Penyakit kelamin : - GO : Tidak
ada
-
Sifilis :
Tidak ada
-
Herpes :
Tidak ada
- Keputihan
: Tidak
ada
Perdarahan tanpa sebab yang
jelas : Tidak
pernah
A.
DATA
OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan
umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda
vital
TD :
120/80 mmHg
Nadi :
84x/menit
Suhu :
36o C
Respirasi : 20 x/menit
d. Antropometri
BB :
57,5 kg
TB :
154 cm
2.
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Simetris, kulit kepala bersih,
distribusi rambut merata, tidak ada rambut rontok
b. Muka : Simetris, tidak oedem
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip.
e. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak
ada caries gigi
f. Telinga : simetris, tidak ada serumen,
pendengaran baik
g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
h. Dada : pergerakan nafas teratur, tidak ada
benjolan abnormal
i.
Payudara : simetris, puting menonjol, areola
hiperpigmentasi, tidak adaa benjolan/ massa di kedua payudara.
j.
Abdomen
: tidak ada bekas operasi, terdapat linea alba dan striae gravidarum
k. Genitalia
: Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises
l.
Punggung : Lordosis karena kehamilan
m. Ekstremitas
atas : simetris,tidak ada oedema,
tidak ada luka, pergerakan aktif, tidak ada kelainan
n. Ekstremitas
bawah: simetris,tidak ada oedema,tidak ada varises, pergerakan aktif, tidak ada
kelainan
B. DIAGNOSA
KEBIDANAN
Ny. P usia 24 tahun
P1A0AH1 akseptor KB implan.
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan
konseling KB Implant ke pada calon akseptor dengan menjelaskan :
· Pengertian
KB Implant
KB Implant adalah jenis alkon efektif berupa kapsul kecil yang mengandung hormon
dan ditanamkan dibawah kulit akseptor.
·
Jenis – jenis Implan
-
Norplant terdiri dari 6 batang yang dapat
digunakan selama 5 tahun.
-
Implanon terdiri dari 1 batang yang dapat
digunakan selama 3 tahun.
-
Jadena dan indolent terdiri dari 2 batang yang
dapat digunakan selama 3 tahun.
· Keuntungan
- Dapat
digunakan dalam jangka waktu panjang.
- Tidak
memiliki efek samping yang sistemik
- Dapat langsung digunakan setelah
persalinan/keguguran
- Tidak
mengurangi efektifitas bila digunakan bersamaan dengan obat lain
- Tidak
mempengaruhi produksi ASI
- Dapat
dicabut kapan saja sesuai dengan kebutuhan akseptor
- Mengurangi
nyeri haid
· Kerugian
- Dapat
menimbulkan bekas luka insersi
- Dapat
mempengaruhi kenaikan/penurunan BB
- Nyeri
kepala/pusing, mual
- Tidak
dapat melindungi akseptor dari penyakit seksual (PMS)
- Siklus
haid tidak teratur
- Sebagian
kecil akseptor mengalami kehamilan diluar rahim
· Indikasi
- Usia reprouksi
- Telah memiliki anak / belum memiliki anak
- Pasca keguguran
· Kontraindikasi
- Hamil / diduga hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya
- Ibu yang
sedang/pernah menderita Lever (hepatitis),jantung,stroke,hepertensi,Ca
payudara.
· Efektifitas
· EfekSamping Pemasangan
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan
2. Melakukan
informed concent kepada calon akseptor sehingga persetujuan yang di berikan
oleh klien / keluarganya atas dasar informasi
dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
klien.
Evaluasi
: ibu
bersedia
3. Melakukan
persiapan pemasangan implant yaitu dengan cara melengkapi data data pasien(
anamnesa), memberikan lembar informed concent, mempersiapkan alat alat
pemasangan implant seperti: trokat dan pendorongnya, implant jenis jadena,
betadin, alkohol, spuit 5 cc, lidokain, kasa steril, doek steril, hansaplast,
gunting, neirbeken, kom steril, nald, handscoone,pinset, dan klem.
Evaluasi
:
persiaan telah dilaksanakan
4. Melakukan
tindakan implant yaitu dengan cara:
·
Sambut pasien dengan ramah dan berkelan
·
Melakukan plano test pada klien, dan membacanya
dengan benar
·
Menimbang BB dan TB pasien
·
Melakukan anamnesa dan informed concent
·
Pasien mencuci tangan yang akan di pasang
implant
·
Petugas mencuci tangan
·
Memasang handscoone dengan benar
·
Menggambar pola di daerah tangan yang akan di
insersi,kemudian pasang doek bolong steril, patahkan ampul lidokain,biarkan
obat bekerja, kemudian lukai tangan dengan bisturi, dan masukan trokat sesuai
pola yang telah di gambar, setelah trokat masuk ke dalam lengan yang sudah dilukai
masukan implan ke dalam trokat,dan dorong sampai kedalam sambil menarik trokat
keluar, ambil trokat keluar, setelah kedua impaln masuk ke dalam lengan
keluarkan trokat perlahan lahan, beri betadin dan deep dengan kasa steril, lalu
tutup tangan dengan hansaplast untuk menutupi luka.
Evaluasi : sudah
terpasang
5. Memberikan
obat-obatan analgetika dan antibiotika
Evaluasi
: ibu
sudah mendapat Parasetamol 3x500mg dan Amoxilin
6. Menganjurkan
pasien untuk datang memeriksakan diri kepuskesmas setelah 3 hari setelah
pemasangan.
Evaluasi
: ibu
bersedia
BAB
II
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada Ny”P” umur 24 tahun
dengan akseptor baru KB implant. Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam
mengkaji data dari pasien tidak mengalami kesulitan. Data subyektif dan
obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan konsep asuhan kebidanan. Pada
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan. Analisa ditentukan berdasarkan data subyektif dan
obyektif yang diperoleh saat pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan
kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.
Pada
tahap penatalaksanaan pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus
tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena
sudah terjadi interaksi saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik
antara nakes, klien dan keluarga. Pelaksanaan intervensi terhadap klien dapat
dilakukan semua pada tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dan didukung juga
dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan memungkinkan untuk
melakukan asuhan kebidanan sesuai intervensi.
Evaluasi
dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant, tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi
tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan
BAB
III
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
DEFINISI
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara
memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh bidan. Tabung kecil berisi hormon
tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan
memakai kontrasepsi ini, tidak
harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1
kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bila ingin berenca hamil, cukup melepas implant
ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak
teratur .
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan
pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih
(dokter,bidan,dan perawat)
yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah
yang timbul setelah pemasangan, semua
tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut, dengan menggunakan upaya pencegahan
infeksi yang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
B.
JENIS
1. Norplant.
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun
2. Implanon.
Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,
yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena
dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah
:
1.
Mengentalkan lendir serviks sehingga
menyulitkan penetrasi sperma
2.
Menimbulkan perubahan-perubahan pada
endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote
3.
Pada sebagian kasus dapat pula
menghalangi terjadinya ovulasi.
4.
Mengurangi transportasi sperma.
C.
INDIKASI
DAN KONTRAINDIKASI
Indikasi
·
Pemakaian KB yang jangka waktu lama
·
Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi
jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
·
Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra
Indikasi
·
Hamil atau diduga hamil, Pendarahan
Vagina tanpa sebab.
·
Wanita dalam usia reproduksi
·
Telah atau belum memiliki anak
·
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
(3 tahun untuk Jadena)
·
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
·
Pasca persalinan dan tidak menyusui
·
Pasca keguguran
·
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi
menolak kontrasepsi mantap
·
Riwayat kehamilan ektopik
·
Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan
masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
·
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen
·
Sering lupa menggunakan pil
·
Perdarahan pervaginan yang belum
diketahui penyebabnya
·
Benjolan/kanker payudara atau riwayat
kanker payudara
·
Tidak dapat menerima perubahan pola haid
yang terjadi
·
Miom uterus dan kanker payudara.
·
Gangguan toleransi glukosa.
D.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
Kelebihan
Banyak
alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai
cara KB yang baru.
Alasan-alasan tersebut antara lain :
·
Implant merupakan cara KB yang sangat
efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
·
Implant tidak merepotkan. Setelah
pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya
pada penggunaan pil
·
Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan
perlindungan selama 5 tahun
·
Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang
dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan
seksual
·
Implant sangat mudah diangkat kembali.
Bila seorang akseptor menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali
setelah norplant diangkat
·
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi
ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan
sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan
dari metode ini adalah:
1.
Pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan
2.
Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3.
Bebas dari pengaruh estrogen
4.
Tidak mengganggu ASI
5.
Klien hanya perlu kembali ke klinik jika
ada keluhan
6.
Perdarahan lebih ringan
7.
Tidak menaikkan tekanan darah
8.
Mengurangi nyeri haid
9.
Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi
terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan
angka kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi
diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan
pada alat kontrasepsi implant adalah
1.
Timbul beberapa keluhan nyeri kepala,
peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala,
perubahan mood atau kegelisahan.
2.
Membutuhkan tindak pembedahan minor
untuk insersi dan pencabutan
3.
Tidak memberikan efek protektif terhadap
infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4.
Efektifitasnya menurun jika menggunakan
obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
5.
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit
lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
E.
EFEK
SAMPING
3.
Efek samping paling utama dari implant
adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama
selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
4.
Yang paling sering terjadi:
a. Bertambahnya
hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
b. Perdarahan
bercak (spotting)
c. Berkurangnya
panjang siklus haid
d. Amenore,
meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
5.
Umumnya perubahan-perubahan haid
tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi
perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak
berubah.
6.
Pada sebagian akseptor, perdarahan
ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
7.
Perdarahan hebat jarang terjadi
(Cahyani, 2009).
8.
Perubahan dalam periode menstruasi
merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang
mengalami kenaikan berat badan.
F.
PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien
rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan
implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan
(ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
§ Mamiliki
pencahayaan yang cukup
§ Berlantai
keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
§ Terbebas
dari debu dan serangga
§ Memiliki
ventilasi udara yang baik
§ Selain
itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan
mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan
Infeksi
Untuk meminimalisasi
resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas
klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu
petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
a. Meminta
klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan
dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat
mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting
khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan
pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila
dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
c. Pakai
kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang
sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
d. Siapkan
daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan
implan.
e. Setelah
selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung
tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang
atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah
pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu
memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera
dengan air bersih.
f. Kain
operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh
pada wadah kering dan bertutup
g. Dengan
tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll)
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan
alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan
tusuk.
h. Masukkan
kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a.
Persiapan Klien
Walaupun kulit dan
instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada
daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah
mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya
sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau
pencabutan implan Norplant
b.
Kunci Keberhasilan Pemasangan
1.
Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah
lengan klien yang jarang digunakan
2.
Gunakan cara pencegahan infeksi yang
dianjurkan
3.
Pastikan kapsul-kapsul tersebut
ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media lengan
4.
Insisi untuk pemasangan harus
kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk
membuat insisi.
5.
Masukkan trokar melalui luka insisi
dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar
jangan dipaksakan
6.
Ttrokar harus dapat mengangkat kulit
setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
7.
Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar
dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan
masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8.
Setelah selesai memasang, bila sebuah
ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus
dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9.
Jangan dicabut ujung trokar dari tempat
insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini
untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada
bidang yang sama dibawah kulit.
10.
Kapsul pertama dan keenam harus
membentuk sudut 75 derajat
Persiapan
Pemasangan
-
Langkah 1
Persilahkan klien
mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya.
Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya
untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
-
Langkah
2
Tutup tempat tidur
klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
-
Langkah 3
Mempersilahkan klien
berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri)
diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga
dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan
posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
-
Langkah
4
Tentukan tempat
pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
-
Langkah
5
Siapkan tempat
alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
-
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan
steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh
kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat
diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki
tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan
mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan
pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan
alat yang steril atau DDT.
Tindakan
Sebelum Pemasanagan
a. cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
b. Pakai
sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna
mencegah kontaminasi silang).
c. Atur
alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan
jumlahnya.
d. Persiapkan
tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan
tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh
kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi
ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering
(sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan
hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
e. Bila
ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang
kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan
kain steril.
f. Setelah
memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml
obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama
memasang kapsul implan.
g. Masukkan
jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat
anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa
memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat
kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum
pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak
1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Sebelum
membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan
obat anestesi telah bekerja.
2.
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat
insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang
panjang atau dalam.
3.
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar.
Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda
pada trokar,
a. dekat
pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan
setiap kapsul.
b. dekat
ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang
setiap kapsul.
4.
Dengan ujung yang tajam menghadap ke
atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan
sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit.
Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut
lainnya.
5.
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah
kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar
perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus
cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu
terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila
berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
6.
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut
pendorong dari trokar.
7.
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar.
Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan
memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung
tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
8.
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul
ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan
paksa.
9.
Pegang pendorong dengan erat di
tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul
di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang
penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak
mendorong kapsul ke jaringan.
10.
Saat pangkal menyentuh pegangan
pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu
keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting
adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar
digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
11.
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar
ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula
untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25
derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari
telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara
kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda
(1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan
seperti sebelumnya.
12.
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk
mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat
kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
13.
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul
untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
14.
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada
tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka
insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang
tepat.
15.
Setelah kapsul terpasang semuanya dan
posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan
tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
16.
Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
i.
Menutup luka insisi
1. Temukan
tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan
jaringan parut
2. Periksa
adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan
mengurangi memar (perdarahan subkutan)
ii.
Perawatan klien
1. Buat
catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan.
2. Amati
klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi
atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka
insisi
G.
PENCABUTAN
IMPLANT
Dilakukan
atas indikasi :
1.
Atas permintaan akseptor (seperti ingin
hamil lagi)
2.
Timbulnya efeksamping yang sangat
mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa
3.
Sudah habis masa pakainya
4.
Terjadi kehamilan
Prosedur
Pengangkatan
1.
Alat-alat yang diperlukan: selain dari
alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula
satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
2.
Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul
1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.
3.
Daerah insisi di disinfeksi, kemudian
ditutup dengan kain steril yang berluban
4.
Lakukan anastesi lokal
5.
Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm
ditempat yang paling dekat dengan kapsul Norplant
6.
Forceps dimasukan kedalam lubang insisi
dan kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya
forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7.
Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit
kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan
jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya
dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut
pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar
8.
Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk
mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul
terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9.
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan
tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa steril kemudian di plester
10.
Pada umumnya tidak diperlukan jahitan
pada kulit
11.
Informasikan kepada pemakai untuk tidak
membasahi luka selama 3 hari.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat
kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari
lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu
lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak
terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat
dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang
baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat
efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara
sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan
atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB
yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap
untuk melakukan sterilisasi
B.
Saran.
a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin
menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi pekerja kesehatan yang
memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot sendiri di rumah.
b. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan
agar dapat menjaga kualitas yang sudah ada di Puskesmas sentolo I.
Muhammad.
2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).
KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-(
Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf
(Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
Kusumaningrum,
Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada
Pasangan Usia Subur.